Mengapa Aku Cinta Sinansih
Suatu
alasan yang tak pernah kutahu. Diantara lingkaran didalam berbalik.
Ataupun dengan kedipan mata semua semakin terasa. Adapun surat sebagai
pelekat dan ia pun pengikat sederetan layang yang berjajar dan membujur
panah-panah dari angin-angin yang berbelok. Tetap kutak tahu jawaban
dari roman mukamu. Biarlah angin meniupkan bunga-bunga berhasrat begitu
pula kupu-kupu sebaliknya. Kalau tangkai telah terkoyak apakah jeritan
perawan melukis sebuah jawaban?. Tidakkah layu bunga terhimpit jeritan
gadis dari jemari dan keinginan yang hasrat. Maka jikalau habislah sari,
tinggallah yang terlonta. Yang terbuang terisap manisnya. Maka
hendaklah kau biarkan dan lupakan. Wahai sinansih yang terkena. Karena
pekat telah memudar dan pulihkan kerinduanmu padaku. Suryapun akan
terbit seperti kalanya. Dan akupun tak tahu alasan untuk menjawab.
Mengapa ibaku menerima cintanya. (arif)