Kamis, 05 Maret 2015

KUMPULAN PUISI

Mengapa Aku Cinta Sinansih

Suatu alasan yang tak pernah kutahu. Diantara lingkaran didalam berbalik. Ataupun dengan kedipan mata semua semakin terasa. Adapun surat sebagai pelekat dan ia pun pengikat sederetan layang yang berjajar dan membujur panah-panah dari angin-angin yang berbelok. Tetap kutak tahu jawaban dari roman mukamu. Biarlah angin meniupkan bunga-bunga berhasrat begitu pula kupu-kupu sebaliknya. Kalau tangkai telah terkoyak apakah jeritan perawan melukis sebuah jawaban?. Tidakkah layu bunga terhimpit jeritan gadis dari jemari dan keinginan yang hasrat. Maka jikalau habislah sari, tinggallah yang terlonta. Yang terbuang terisap manisnya. Maka hendaklah kau biarkan dan lupakan. Wahai sinansih yang terkena. Karena pekat telah memudar dan pulihkan kerinduanmu padaku. Suryapun akan terbit seperti kalanya. Dan akupun tak tahu alasan untuk menjawab. Mengapa ibaku menerima cintanya. (arif)

Pintu Jendela

Pintu Jendela

Pintu jendela....................apa yang memperbuat dihatiku memperdaya. Hinggap sepagi menyentuh cahaya. Kupersilahkan cahaya yang mengena. Dari sekian waktu. Hingga diluar batas kemampuan. Janji bulan ketujuh pintu tak terbuka. Bukan untuk mengenangmu. Bukan pula menyesal karena mencintaimu. Hatiku duduk dimalam rembulan bersinar. Dalam renungan segala hal. Tentang apa yang terjadi.
Pintu jendela....................apa yang memperbuat dihatiku memperdaya. Kucoba rasakan hadirmu dihatiku. Seperti kau hadir dalam hati yang merasa. Kau dekat sedekat mungkin. Namun hatiku selalu memperdaya. Apa arti hadirmu. Apakah mungkin aku dapat bertahan. (arif)